Headlines

Legundi Tol Laut NTB

KMP Legundi, Minggu (21/7/2019).

BISNISNTB.INFO, MATARAM: Konsep tol laut yang ditujukan untuk mengatasi kesenjangan harga produk industri di beberapa daerah di Indonesia, dicanangkan Presiden Joko Widodo pada akhir tahun 2015 lalu. Pencanangan diikuti gerak cepat sang presiden dengan menugaskan beberapa BUMN di bidang kelautan. Antara lain, PT Pelni, PT Djakarta Lloyd, dan PT ASDP untuk menjembatani distribusi produk industri ke sejumlah daerah di nusantara. Lebih lagi daerah yang masuk dalam katagori tertinggal, terluar dan terdepan.

Nusa Tenggara Barat kemudian menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari konsep ini. Bahkan di twitter Gubernur Zulkiefimansyah baru-baru ini mengabarkan telah bertemu Dirjen Perhubungan Laut dan Darat untuk penyelesaian izin rute kapal besar Jatra, Surabaya – Sumbawa untuk mobilitas warga dan barang.

Namun, yang sudah terealisasi adalah operasi KMP Legundi di perairan utara Bali sejak akhir 2016. PT ASDP Indonesia Ferry mengoperasikan Legundi dengan jadwal tiga kali seminggu tujuan Lembar – Surabaya dan Surabaya – Lembar. Lama perjalanan kedua rute ini sekitar 19 – 21 jam. Menempuh jarak 500 mil laut dengan kecepatan 15 knot.

Baca Juga :  Hujan Bulan Juni Novel Sapardi Djoko Damono

Kunjungan mahasiswa KPI FDIK UIN Mataram ke Jawa Pos, Kamis, 18 Juli 2019.

KMP Legundi tidak hanya melayani penumpang secara umum, melainkan memiliki kapasitas dek bertingkat bagi kendaraan roda dua, roda empat dan jenis truk. Kemampuan tersebut memastikan Legundi benar-benar didesain untuk kelancaran arus distribusi produk industri Jawa – Lombok.

Kian tahun, Legundi makin populer di kalangan mahasiswa, wisatawan, dan perusahaan kargo. Sebab dengan jarak tempuh yang relatif mudah dan murah, menimbukan efek ganda di tengah masyarakat. Alhasil, sejak beroperasi 2016, implementasi Legundi mulai menampakan hasil. Iklim distribusi garmen membaik di beberapa kota di NTB. Industri sablon dan konveksi pun mulai menuai keuntungan dengan ketersediaan kain di pasaran yang relatif lebih murah dibandingkan sebelumnya.

Keseimbangan tersebut diharapkan tidak hanya di industri tekstil, melainkan terus merambat ke sektor lain. Sesi kunjungan mahasiswa pun semakin ramai melalui operasional Legundi. Dari sini, kemampuan berwisata warga NTB dan Jawa Timur diharapkan tumbuh di tengah transportasi yang murah dan massal. (AGUS SANTHOSA)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *