Radio

Globalisasi Buat Anak Muda Indonesia Makin Kolektif

Keterangan foto: pembagian alat tulis dan gambar oleh kelompok Kuliah Kerja Partisipatif Universitas Islam Negeri Mataram di Montong Tangi, Sakra Timur, Lombok Timur, Agustus 2019. (FOTO: TIM KKP UIN MATARAM DI MONTONG TANGI).

Oleh AGUS SANTHOSA

Proses masuknya budaya global ke dalam kehidupan anak muda Indonesia, tidak lantas membuat anak muda Indonesia individualis, melainkan semakin kolektif. Kecenderungan ini kemudian meluas pada sejumlah aktivitas seperti nongkrong, pengajian, klub sepak bola dan eksis di media sosial. Kondisi ini berlaku umum di lingkaran generasi muda Indonesia. Lebih khusus lagi generasi Muslim muda Indonesia. Jumlah Muslim Indonesia sendiri adalah  88 persen dari total jumlah penduduk.

Laku sosial generasi Muslim Indonesia dalam satu kelompok/komunitas kuat dipengaruhi uncertain avoidance atau tiada berkepastian global sehingga memilih kolektivitas sebagai kekuatan bertahan. Kecenderungan ini disimpulkan M. Faishal dalam bukunya Generasi Phi terbitan Republika tahun 2018.

Kolektivitas dalam generasi Muslim Indonesia terlihat pada karateristik universal goodness yang landasannya sprit berbagi, kemanusiaan,  inklusi. Ketiga karakter ini telah dijelaskan secara gamblang oleh Yuswohady dalam bukunya GenM di tahun 2017. Berkaca dari terbitan Bentang itu, kolektivitas diwujudkan dalam pemberian beasiswa dan fenomena Islam kekinian yang tak lepas dari globalisasi.

Baca Juga :  Grand Launching Si - Babu Sinfoni Salam Literasi

Seterusnya tak heran, bila kolektivitas tercermin dalam sendi kehidupan generasi Muslim Indonesia. Kehadiran komunitas Hijabers di tiga kota di Indonesia menunjukan inklusi nilai-nilai Islam dan ajaran Nabi berbalut fesyen (ikuti mode hijab) terbaru dan pengajian. Di bidang bisnis terlihat dalam pesta kewirausahaan yang digagas Tangan Di Atas (TDA) yang memadukan Islam dengan kreativitas dan kewirausahaan.

Aktualisasi budaya global dengan budaya Islam secara langsung telah mendukung eksistensi aktivitas Muslim Indonesia yang kolektif. Fenomena ini kemudian membuka peluang produsen dalam menarik minat konsumen lewat landasan insight serta strategi. Kesadaran kolektivitas Muslim muda Indonesia dan strategi pemasaran yang sampai pada karakter Muslim muda Indonesia, religius.

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *