Megawati Singgung Penguasa Bagai Orde Baru
Oleh Rifa Qupah Umami, Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam, Universitas Islam Negeri Mataram. NIM 210301014
KETUA UMUM Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Seokarnopurti menyebut penguasa saat ini bertindak seperti zaman orde baru. Pernyataan tersebut diungkapkan oleh Megawati saat menghadiri rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) relawan dari calon presiden dan calon wakil presiden Ganjar-Mahfud yang juga dihadiri oleh pimpinan organ relawan pendukung se-pulau Jawa, yang dilaksanakan di Jakarta Internasional Expo, Kemayoran. Pada Senin 27 November 2023.
Dalam Rakornas tersebut Megawati dengan lelucon mengatakan penguasa bertindak seperti waktu zaman orde baru, pernyataan Megawati menuai banyak respon dengan sorak-sorai para relawan pendukung pasangan Capres dan Cawapres Nomor 3 tersebut. Sebagai ketua PDIP, Megawati selalu menjadi sorotan dari apa yang diungkapkan dan mendapatkan berbagai respon positif bagi pendukung Nomor Urut 3, dan mendapatkan respon negatif bagi para penentangnya.
Jokowi sebagai presiden ke-5 menanggapi pernyataan dari Megawati tersebut dengan senyuman khasnya.“Saya tidak ingin memberi tanggapan,” Kata Jokowi selepas acara Gerakan Tanam Pohon Bersama di Kawasan Industri Pulo Gading, Jakarta Timur, Rabu (29/11/2023).
Tentu pernyataan dari Megawati yang mengatakan penguasa bak orde baru menjadi tanda tanya, siapa yang dimaksud oleh ketua PDIP tersebut. Akankah penguasa sebelumnya yaitu pemerintahan Jokowi? atau penguasa selanjutnya. Namun dari pernyataan tersebut Ketua Umum PSI terlihat ketersinggungan sehingga menanyakan siapa penguasa yang dimaksudkan oleh Megawati, Kaesang selaku anak kedua dari Jokowi menyakinkan bahwa pemerintahan Presiden Jokowi sangat berbeda dengan gaya pemerintahan orde baru.
Di dalam dunia demokrasi pernyataan yang diungkapkan oleh Megawati menjadi hal yang wajar untuk mengalihkan perhatian masyarakat untuk memilih kader-kader yang ditujukan oleh Megawati. Jika di lihat dari aspek penguasa orde baru adalah ketika satu partai memegang seluruh kekuasaan, namun jika maksud Megawati mengarah kepada penguasa sebelumnya yaitu Jokowi itu tidak relevan dengan penguasa bak orde baru, kepemimpinan pada Jokowi ter-desentralisasi ke berbagai partai seperti Menteri Perdagangan dari Partai PAN, Menteri Pertahanan dari Gerindra, Menteri Aparatur Negara dari PDIP dll.
Pernyataan Megawati tersebut dapat menjadi boomerang jika yang dimaksudkan itu Jokowi dikarenakan Jokowi masih berada dalam lingkaran PDIP.
Jadi seharusnya Megawati perlu mengoreksi kembali apa yang diungkapkan agar tidak menjadi boomerang bagi dirinya sendiri, partainya, dan capres cawapres yang diusung.