HeadlinesKPI

Politik dan Demokrasi Bagi Pemilih Pemula

Oleh Ririn Mevia Putri, Mahasiswa Semester V Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam, Kelas C, Universitas Islam Negeri Mataram. NIM 210301087

BERDASARKAN DATA KPU Nasional, populasi pemilih pemula (gen Milenial dan Generasi Z) pada DPT NASIONAL sebanyak 55,95 persen sehingga keberadaan segmen pemilih pemula ini sangat menentukan arah pembangunan bangsa ke depan. Ini berarti menandakan bahwa sebagian besar pemilihan pada tahun ini kebanyakan dari kalangan milenial yang artinya banyak sekali populasi para pemilih pemula. Untuk itu pemahaman mengenai pemilu bagi pemilih pemula sangat penting dalam memastikan partisipasi yang efektif dan bertanggung jawab dalam proses demokrasi.

Berdasarkan hasil pencarian di mesin pencari, pentingnya pemahaman politik dan demokrasi bagi pemilih pemula telah diakui oleh berbagai pihak, termasuk Komisi Pemilihan Umum (KPU) pemilih pemula, yang terdiri dari Generasi Milenial dan Generasi Z, memiliki peran yang signifikan dalam menentukan arah pembangunan bangsa ke depan. Oleh karena itu, pendidikan politik dan literasi politik perlu ditingkatkan untuk memberikan wawasan dan pemahaman yang lebih baik kepada pemilih pemula.

Pemilih pemula seringkali memiliki kesadaran politik yang rendah dan kurang mengikuti perkembangan politik, sehingga perlu adanya upaya untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang hak dan kewajiban sebagai warga negara serta pentingnya menggunakan hak pilih secara obyektif. Apalagi para pemilih yang pasif adalah mereka yang memiliki minat rendah atau tidak terlibat secara aktif dalam politik. Mereka cenderung kurang aktif dalam proses politik dan mungkin memiliki pengetahuan politik yang terbatas. Pemilih yang mungkin tidak mengikuti berita politik, debat, atau isu-isu politik. Mereka menganggap politik sebagai sesuatu yang tidak relevan atau tidak memengaruhi kehidupan mereka. Namun berbanding terbalik dan sangat berbeda dengan pemilih aktif mereka cenderung memiliki minat yang tinggi dalam politik, mengikuti perkembangan politik, dan sering berpartisipasi dalam pemilihan atau kegiatan politik lainnya.

Baca Juga :  Inilah Kegiatan Ekonomi dan Kreatif Pengisi Waktu di Pesona Khazanah Ramadhan 2022

Khalayak aktif juga cenderung memiliki pengetahuan yang lebih mendalam tentang isu-isu politik dan proses politik. Maka dari itu pemahaman politik terhadap pemilih pasif sangat amat diperlukan untuk kebelangsungan serta kesuksesan pemilu apalagi mereka yang pertama kali memilih atau merasa cemas dalam membuat keputusan pemilihan. Mereka mungkin memerlukan lebih banyak informasi dan dorongan untuk membuat keputusan. Jika tidak ada pemahaman politik disitu bisa memicu adanya golput atau money politic karena tidak ada pendirian serta tujuan ketika ingin memilih. Maka dari itu politisi perlu memikirkan cara untuk membangkitkan minat mereka dalam politik, mungkin dengan menggunakan pesan yang lebih emosional atau melalui saluran media yang lebih populer.

Strategi komunikasi yang efektif harus disesuaikan dengan minat, pengetahuan, dan tingkat partisipasi politik khalayak yang dituju. Politisi dan kandidat perlu mengidentifikasi khalayak mana yang lebih mungkin mendukung mereka dan berfokus pada cara terbaik untuk berkomunikasi dengan khalayak tersebut. Politisi dapat berinteraksi dengan khalayak aktif melalui debat politik, acara kampanye, dan pesan yang mendalam tentang isu-isu politik. Mereka dapat merinci rencana kebijakan secara lebih rinci dan menyediakan informasi tambahan yang relevan. Untuk khalayak pasif, pesan politik perlu lebih sederhana dan mudah dipahami.

Baca Juga :  Prodi Perpustakaan dan Sains Informasi UMMAT Kunjungi ITC UIN Mataram, Mengapa?

Sosialisasi, kampanye pemilu juga sangat perlu dilakukan untuk memberikan pemahaman dan informasi kepada pemilih pemula, dengan harapan dapat meningkatkan partisipasi mereka dalam pemilu karena sebagai penerus bangsa, generasi penerus harus memiliki pengetahuan dan pemahaman politik yang luas, termasuk dasar tata cara pemilihan. Peran pemuda sangat diperlukan, hal itu sangat sentral dan jika pemuda sudah pernah menggunakan hak pilih, wawasan dalam bidang politik yang luas, maka pemuda akan tahu untuk menentukan ke mana harus memilih demi kemajuan bangsa. Dengan demikian, pemahaman yang baik mengenai pemilu bagi pemilih pemula akan membantu mereka untuk menggunakan hak pilihnya secara bertanggung jawab, memilih calon pemimpin yang memiliki integritas dan moralitas tinggi, serta ikut serta dalam proses demokrasi secara aktif. Melalui pendidikan politik, sosialisasi pemilu, dan literasi politik, diharapkan pemilih pemula dapat memainkan peran yang lebih aktif dan bertanggung jawab dalam proses demokrasi.

TULISAN: merupakan artikel dalam memenuhi tugas Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Komunikasi Politik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *