Radio

Halal Food di Era 4.0, Panelis AICIS 2022 Fokus Membahas Sertifikasi Halal Antara MUI dan JAKIM

FOTO DAN TEKS BERITA SRI NURIA ANGGUN SARI

RADIO SINFONI, Mataram – Parallel sessions pada rangkaian acara Annual Internasional Conference On Islamic Studies (AICIS) di hari kedua tepatnya pada sesi pertama berfokus pada halal food dan menilik dari dua sudut pandang yakni MUI (Majelis Ulama Indonesia)dan JAKIM (Jabatan Kemajuan Islam Malaysia) yang diaparkan oleh Syarifudin, salah satu panelis AICIS 2022 yang berasal dari UIN Alaudin Makassar. Jum’at (21/10/2022)

Sesi pertama presentasi paper dilaksanakan secara hybrid tepatnya di ruang 3 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Mataram, dihadiri oleh Syarifudin dari UIN Alaudin Makassar, Galuh Tri Pambekti dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Syufaat dari UIN K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto, dan Yenti Afrida dari UIN Imam Bonjol Padang.

Presentasi paper ini juga dihadiri oleh mahasiswa prodi PAI UIN Mataram dan mahasiswa Institut Agama Hindu Negeri (IAHN) Gede Pudja Mataram sebagai partisipan.

Panelis pertama yakni Syarifudin memaparkan materinya dengan judul “Analysis Of Halal Decision Aspect On advury Products Indonesia-Malaysia (Comparative Study Of The Council Of Indonesian Ulama And Departement Of Islamic Development Malaysia” membahas terkait dengan sertifikasi halal dan kandungan babi dari produk coklat cadbury yang beredar di Indonesia dan Malaysia.

Baca Juga :  Bebetok Makanan Khas Lombok yang Tergerus Zaman

Syarifudin menuturkan tema ini diangkat untuk mengambil perbandingan dengan mempertimbangkan sertifikasi halal yang berbeda-beda dengan menilik dari sisi mekanisme dan penetapan halal dari coklat cadbury yang sudah beredar di Malaysia dan di Indonesia.

Menurutnya, ditemukannya DNA babi pada coklat cadbury ditemukan sejak 2014, namun Malaysia terus melakukan evaluasi agar produk-produk coklat yang ditawarkan agar terjamin kehalalannya. Sedangkan di Indonesia hanya menerima beberapa produk coklat dari Malaysia yang masuk ke Indonesia.

“Perbandingan antara Indonesia dan Malaysia untuk menentukan keputusan halal tergantung dari sistem aturan-aturan mereka sendiri. Tapi pada Indonesia sendiri belum ada ditemukan, namun hanya bisa mencegah yang sudah terjadi di Malaysia yaitu adanya produk cadbury yang mengandung DNA babi. Sehingga kita semua berharap Indonesia bisa lebih menjaga sistem jaminan produk-produk yang masuk ke Indonesia karena sudah banyaknya produk coklat cadburry yang masuk ke Indonesia”. Jelasnya kembali

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *