Olahan Pisang Desa Teniga: Inovasi Lokal yang Terus Berkembang
Radio Sinfoni, Mataram – Desa Teniga adalah desa yang terletak di Kabupaten Lombok Utara, kini menjadi perhatian berkat inovasi kuliner yang dihasilkan dari bahan lokal yaitu pisang. Meskipun pisang merupakan buah yang mudah ditemukan di hampir seluruh wilayah Indonesia, di Desa Teniga, pisang telah diolah menjadi produk khas yang semakin populer, tidak hanya di kalangan warga setempat, tetapi juga menarik perhatian wisatawan dan pasar di luar desa, Ahad (29/12/2024).
Pisang merupakan salah satu buah yang dapat berproduksi sepanjang tahun dan tidak mengenal musim. Pisang juga memiliki pasar yang luas karena merupakan buah yang lazim disajikan dalam hidangan masyarakat ekonomi atas, menengah, ataupun bawah, Pisang yang dulunya hanya diolah menjadi gorengan atau kolak, kini telah berkembang menjadi beraneka ragam produk olahan. Salah satu yang paling terkenal adalah keripik pisang. Dibuat dengan menggunakan berbagai jenis pisang khususnya pisang yang cocok untuk membuat keripik, pisang yang dipakai pun pisang dari desa ini sendiri, keripik pisang dari Desa Teniga ini memiliki rasa yang manis dan tekstur yang renyah sehingga banyak peminatnya.
Muhimmah, salah satu warga masyarakat Desa Teniga merasa bangga dengan adanya produk keripik pisang yang diolah tidak menggunakan campuran bahan pengawet. Dan Juga memberikan lapangan pekerjaan bagi warga sekitar.
”Sebagai masyarakat desa saya bangga dengan produk keripik pisang ini karna selain dari rasanya yang manis kripik ini juga tahan lama tanpa menggunakan pengawet. Produksi keripik ini juga dapat membuka lapangan kerja bagi para ibu-ibu yang belum punya pekerjaan,”ungkapnya.
Produksi pengolahan keripik pisang ini menunjukkan inovasi sehingga semakin berkembang. Dimulai dari jenis olahannya sampai dengan kemasannya,dari segi olahannya yang awalnya hanya satu jenis olahan yaitu keripik pisang, kini bertambah menjadi olahan pisang lainnya yaitu, pisang sale dan yang sebelumnya hanya menggunakan kemasan bening. Kini kemasannya lebih menarik namun proses dan cara pengolahannya tetap tradisional. Olahan pisang ini di produksi dalam satu hari bisa mencapai 1000 biji pisang, bahkan bisa lebih dalam satu hari serta harga penjualannya tergantung dengan ukuran kemasan.
Dayah, salah satu pekerja produksi olahan pisang Desa Teniga mengungkapkan bahwa produksi keripik pisang ini sudah berjalan 5 tahun, dan banyak pihak yang mendukung.
“produk ini sudah berjalan kurang lebih 5 tahun yang diawal-awal dulu kami menggunakan dana sendiri sampai dimana sekarang ini kami di beri bantuan oleh BAZNAS,” ungkapnya.
Produk olahan pisang Desa Teniga ini sudah di dampingi oleh Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) sehingga penjualannya sampai ke luar kota bahkan luar Negeri seperti Jakarta, Malaysia, Dubai, dan Singapura. BAZNAS juga memberikan bantuan dana untuk peralatan dan bahan produksi. Produk ini sudah banyak dikenal sehingga sedah banyak wisatawan, mahasiswa dan pelajar yang mengunjungi pabrik tempat di produksinya olahan pisang di Desa Teniga ini. Produk ini juga didukung oleh pemerintah desa dan masyarakat desa karna produk ini menjadi salah satu umkm yang unggul.
Penulis : Nabila Hulmayani
Editor : Pairoza Resti