Headlines

Membuat Serabi Laklak Kota Mataram

FOTO FOTO KONTRIBUTOR

SINFONI, Mataram — Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia pertama kali pada Maret 2020 memberi dampak yang serius bagi sejumlah sektor, antara lain sektor ekonomi rakyat. Gara-gara Covid-19 mobilisasi warga harus berhenti dan menimbulkan pengaruh tutupnya beberapa usaha yang terhubung dengan pariwisata, seperti hotel, atraksi wisata, dan usaha dapur hotel. Ketiadaan wisatawan yang berkunjung ke daerah menjadi penyebab utama terhentinya ketiga usaha tersebut.

Sedikit berbeda dengan Usaha Kecil Menengah yang mampu bertahan berjualan karena sifatnya yang tidak tergantung dari kedatangan wisatawan, akan tetapi cukup masyarakat lokal sebagai pelanggan. UKM yang bertahan dan tetap mendapat pelanggan seperti usaha membuat serabi. Ketahanan usaha ini didukung faktor kebutuhan pembeli, keunikan di mata pelanggan serta kesederhanaan memasaknya. Ketahanan ikut didukung faktor kebiasaan ibu-ibu setiap menjelang anak pergi ke sekolah menyempatkan diri untuk mampir ke pedagang serabi. Sekadar untuk pengganti sarapan atau menambah rasa rileks di akhir pekan.

Story tentang serabi di Indonesia cukup panjang karena serabi hampir terdapat di semua daerah. Mulai dari Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat dan disusul Sulawesi hingga Kalimantan. Ada yang masih menyebut serabi, ada pula yang diberi kata di belakangnya, semisal serabi mekar, serabi ijo, serabi cenil, serabi solo. Ada juga yang mengarah pada kata serabi, yakni serabai di Kalimantan Timur, Surabi di Jawa Barat. Dari Namanya saja sudah membuat penasaran apalagi rasanya, ya.

Baca Juga :  Sosialisasi dan Pembekalan Krida Duta Bahasa bagi Aktivis Kampus Penggerak Literasi di Kota Mataram

Serabi menjadi makanan tradisioanal andalan di Pulau Lombok seperti serabi laklak yang begitu khas di Lombok. Diambil dari buku Wisata Kuliner Khas NTB tulisan Siti Aeny Maryam terbitan lokal tahun 2014, serabi laklak diolah secara tradisional dengan menggunakan tungku yang terbuat dari tanah liat, kemudian dipanggang dengan menggunakan kayu bakar. Pengolahan yang tradisional ini membuat rasa serabi lak-lak begitu gurih.

Masih dari buku yang sama, bahan serabi laklak sama seperti serabi lainnta yakni tepung beras , garam, dan air. Serabi laklak tidak menggunakan gula merah melainkan santan yang kental. Cara pembuatannya, adonan tepung beras dituangkan ke dalam tungku yang cetakannya berbentuk bundar agak besar, setelah itu baru santan kental dituangkan di atasnya. Setelah santannya mengental serabi sudah bisa diangkat.

Simak video berikut penuturan tentang bagaimana membuat serabi laklak di kanal Youtube Radio Sinfoni UIN VISUAL RADIOMATARAM.

 

 

TEKS: Kotributor

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *