4 Tahun Kepemimpinan Bang Zul dan Ibu Rohmi Menomor Satu Pendidikan
Catatan PKL Mahasiswa KPI FDIK UIN Mataram di RRI Mataram
RADIOSINFONI, Mataram — Masa jabatan Dr. H. Zulkieflimansyah, SE., M.Sc. dan Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, M.Pd. atau Bang Zul dan Ibu Rohmi sejak dilantik di Jakarta, 19 September 2018, sampai saat ini telah menuai beragam pendapat dari berbagai elemen masyarakat.
“Kepimpinan Zul-Rohmi sangat luar biasa, Karena di awal kepemimpinan beliau sudah berhadapan dengan dampak musibah alam yang luar biasa, yakni gempa Lombok Utara 2018,” kata Prof. Dr. TGH.Masnun Tahir, M.Ag., Rektor Universitas Islam Negeri Mataram, Selasa (20/9/2022) kepada mahasiswa PKL KPI FDIK UIN Mataram di Kampus UIN Mataram. Mahasiswa pada Selasa ini, mendapat tugas dari Koordinator Bidang Pemberitaan RRI Mataram untuk mewawancara narasumber dengan tema empat tahun kepemimpinan Zul-Rohmi sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur NTB untuk masa jabatan tahun 2018-2023.
Dikatakan, pasca gempa, yakni tahun 2020, kepemimpinan Zul-Rohmi kembali diuji, yakni musibah global Covid-19. Dan, pada perjalanannya, pasangan ini tetap eksis hingga sekarang. Baik dari segi komunikasi, program-program peningkatan Sunber Daya Manusia, event-event dan pendidikan, kebudayaan. Perguruan Tinggi banyak di libatkan untuk itu.
Disebutkan pula, Visi dan Misi NTB Gemilang dalam bidang pendidikan sukses mengantarkan putra dan putri NTB keluar negeri dengan biaya dari Pemerintah Daerah. “Sebuah terobosan bagus untuk ke depannya,” kata Prof. Masnun.
Dalam bidang pendidikan, pada masa kepemimpinan Zul-Rohmi sangat luar biasa dan ke depannya akan membawa duta-duta NTB ke luar negeri.
Bagaimana memperkenalkan eksistensi NTB dan selanjutnya akan membangun NTB lebih maju.
Selain di bidang pendidikan, isu stunting dan nikah muda yang menjadi isu nasional yang mesti dientaskan pasangan ini. Melalui pelibatan seluruh stakeholder dalam bersinergi untuk menjadi NTB Gemilang.
Harapan untuk kepemimpin Zul-Rohmi dalam satu tahun ke depan mampu membuka kembali visi misi yang belum selesai, evaluasi tiap tahun dan membangun sistem yang butuh penyempurnaan dan kemaslahatan publik.
“Bagaimana NTB sejahtera lahir dan batin, dengan meningkatkan branding NTB di mata internasional,” tutur Prof. Masnun.