Arti Sebuah Nama Buat MLG Mataram
Galeri KUMKM, Jalan Pemuda, Gomong, Selaparang, Kota Mataram, Sabtu, 23 Maret 2019. (Foto: A. Santhosa)
“Apalah arti sebuah nama? Andai kita memberi nama lain untuk bunga mawar, ia akan tetap berbau wangi”, tulis Shakespeare dalam roman Romeo dan Juliet yang ditulis periode 1591 sampai 1595. Shakespeare bukan tak memedulikan nama, kutipan di atas hanya sebatas cerita dalam prosa. Aslinya kita diajak menelusuri kisah percintaan dan kebencian keluarga Romeo terhadap Juliet, begitupun sebaliknya. Menarik, tak pelak jika menyebut karya ini adalah yang terpopuler sepanjang masa.
Sekali lagi, meski tragis menjadi pilihan Shakespeare dalam menyudahi Romeo dan Juliet (R and J). Keabadian pula bagi kisah ini, karena terbukti tak pernah lekang dimakan zaman. R and J tetap dapat memenuhi estetika batin manusia meski pun dinikmati dan diapresiasi berpuluh tahun setelah lahirnya karya ini.
Kita sebenarnya tidak sedang membahas alkisah Italia tersebut, sebab cerita dan upaya Mataram Local Guides atau MLG beda dengan karya sastra kenamaan tersebut. Bagi MLG, nama adalah tujuan, identitas, dan doa. Tujuan orang berbelanja, identitas pedagang, dan doa bagi siapa saja yang menyebut, karena tidak jarang jalan yang dimaksud berkonotasi sebuah kebaikan.
Berdiri tahun ini, MLG sedang mengusahakan agar seluruh jalan maupun gang di Kota Mataram memiliki nama. Bukan bermaksud melangkahi institusi pemberi nama jalan, tetapi mafhum demi kepentingan orang banyak. Yakni, alamat produsen semakin dikenal dan memudahkan sebuah layanan ride sharing untuk mengambil pesanan.
MLG tidak sendiri, kerjanya dibantu Pusat Layanan Usaha Terpadu yang berkantor di Jalan Pemuda, Gomong, Mataram. Sederhana, FLUT KUMKM memberikan referensi pedagang/penjual, sementara MLG mempopulerkan di Google Maps. Dua-duanya berjalan simultan bahkan sampai kepada reward (keuntungan) kelak dari Google. Sebuah perusahaan multinasional Amerika Serikat yang berkekhususan pada jasa dan produk internet.
“Melalui internet, kita bisa melakukan digital mapping, review dan explore produk. Mengulas, dan memperkenalkan adalah fokus dari Mataram Local Guides”, sebut Jemy Selfiana, Ketua MLG di Kantor FLUT KUMKM NTB.
Bagi Jemy, satu usaha baru bisa berjalan apabila sudah dikenal lebih dahulu. Seterusnya tidak sebatas dikenal, tetapi harus berkualitas dan berjumlah banyak sesuai kondisi pembelian.
Kondisi UMKM sendiri sebut Konsultan Bidang IT PLUT KUMKM NTB Masyhur sangat beragam. Tidak mutlak bermodal besar, nisbi bermodal kecil. Tidak hanya orang tua, tetapi juga anak muda. Terbukti dari jenis produk yang dihasilkan. Ada kue basah, minuman buah dan kuliner.
Menurut Masyhur, Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM NTB) sebenarnya ingin berkontribusi demi negeri. Membangun kemandirian dan bertahan secara finansial. Maka, Jemy dan Masyhur paham jika UMKM sedang butuh-butuhnya bantuan, sebab sedang membentuk pasar dari sekitar empat juta jiwa penduduk NTB. Satu pasar yang besar, lebih-lebih didominasi usia produktif yang tidak bisa dilepaskan dari teknologi informasi, terutama internet.
Maka disusunlah satu tekad, seluruh jalan di Mataram memiliki nama agar pengusaha yang berlokasi di jalan itu bisa ditemukan konsumen. Melalui piranti dan kecanggihan teknologi Google, ikhtiar MLG ditargetkan selesai pertengahan tahun ini. Maklum prosesnya tidak sebentar, diawali dengan menginventarisasi jalan yang belum memiliki nama, kemudian mendaftarkannya di Google. Seterusnya mendorong kuantitas dan kualitas produk produsen yang sudah tergabung di dalam komunitas ini. Antara lain, sejumlah hasil olahan komoditi pertanian di Pulau Lombok.
MLG tidak melulu transaksional. Ada upaya sosial seperti edukasi tentang pemanfaatan telepon pintar dalam berjualan. Tidak berhenti lagi, terdapat keinginan untuk mengajari pedagang bagaimana membuat brand agar semakin populer di sosial media. Merek yang mengajarkan arti sebuah nama bagi MLG untuk berdikari. Selamat!. (A. Santhosa)