Timbu Makanan Khas Bima-Dompu
Setiap daerah tidak terlepas dari makanan khasnya masing-masing, salah satunya adalah Timbu atau Lemang yang merupakan makanan khas dari Bima-Dompu.
Makanan ini terbuat dari beras ketan yang dimasak dalam seruas bambu, setelah sebelumnya digulung dengan selembar daun pisang dengan api sedang. Timbu hampir tersebar di seluruh wilayah Bima Dompu, dan wilayah Sila, Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima yang menjadi sentra dari pembuatan Timbu ini.
“Kami membuat ini dengan hati, makanan ini dibuat dengan bahan gulungan daun pisang muda berisi beras dicampur santan kelapa, kemudian dimasukkan ke dalam seruas bambu lalu dibakar sampai matang,” ujar Ina Jamina, Pembuat Timbu di Pasar Sila, Sabtu (13/4/2024).
Timbu lebih nikmat disantap hangat-hangat dan cara mengkonsumsi Timbu pun memang berbeda-beda dari daerah ke daerah.
“Timbu ini di masak selama 3 jam jadinya pulen dan nikmat, apalagi di makan dengan Mina Sarua (minuman Khas Bima), atau dengan Dahi Fare Keta (tape ketan hitam), paling favorit kalo di daerah sini dan ini juga harus wajib ada pas Lebaran,” lanjut Ina Jamina.
Proses memasak Timbu tersebut dilakukan dengan lebih dahulu menyiapkan tungku yang berbentuk panjang segi empat ukuran sesuai kebutuhan. Memasak Timbu tidak seperti membakar ubi kedalam bara api yang sedang berkobar, akan tetapi memiliki cara tersendiri. Selama pembakaran diperlukan beberapa tahap untuk mengalih atau memutar bambu tersebut dengan tujuan supaya beras ketan masak dengan sempurna.
Selain itu Kalisom yang merupakan Pembeli mengatakan, Timbu merupakan makanan favorit masayarakat Bima sejak zaman dulu, akan tetapi sekarang sangat susah ditemukan, karena pembuat makanan ini sudah tidak terlalu banyak.
“Biasanya dulu tiap pagi tetap ada orang jual keliling Timbu ini di kampung saya sekarang harus bolak balik pasar Sila, itu pun sedikit stoknya,” ujarnya.
Terakhir Tokoh Masyarakat setempat Aji Wihu mengatakan bahwa masyarakat dulu setiap satu hari mendekati hari raya Idul Fitri selalu memasak Timbu, akan tetapi seiring berkembangnya zaman tradisi tersebut sudah tidak dilakukan.
“Dulu, setiap rumah warga pasti ada yang bakar Timbu, karena memang itu tradisi, tapi sekarang karena nggak ada yang ngajarin anak-anaknya cara buat Timbu, udah nggak ada lagi yang buat sebelum lebaran, paling saya suruh anak saya beli ke pasar itu pun kalo dapat,” katanya pada saat di temui hari Minggu.