HeadlinesUINMA

Konferensi Internasional Moderasi Beragama PKL Internasional UIN Mataram

Sinfoni, Malaysia – Mahasiswa Praktik Kerja Lapangan (PKL) Internasional Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIK), Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram berkalaborasi dengan Fakulti Pengajian Umum dan Pendidikan Lanjutan (FUPL), UniSZA dan Komunitas Youth Ranger Indonesia Distrik Indonesia Timur menyelenggarakan Internasional Conference melalui Zoom Meeting pada, Kamis (24/10/2024).

Kegiatan bertema “Relevansi dan Pengaruh Moderasi Beragama Terhadap Mahasiswa di Era Islami Kontemporer”, bertujuan membentuk kesadaran bahwa moderasi beragama sangat penting bagi mahasiswa dalam era kontemporer Islam saat ini. Konferensi di isi oleh dua narasumber dari dua negara yaitu Dr. Ahyar, M.Pd., merupakan wakil dekan FDIK, UIN Mataram yang menjadi pemateri dari Indonesia dan Dr. Wan Khairul Aiman Bin Wan Mokhtar, menjadi pemateri dari Malaysia yang merupakan timpalan Dekan FUPL, UniSZA, serta 60 mahasiswa peserta daring.

Dekan FDIK, Prof. Dr. H. Muhammad Saleh Ending, MA dalam sambutannya menyebutkan bahwa toleransi atas perbedaan merupakan rahmat yang disebutkan oleh Rasulullah saw.
“Kita ini hidup berdampingan dengan berbagai etnik, sehingga banyak perbedaan yang signifikan. Tetapi, kita bisa hidup berdampingan dengan semangat toleransi dan saling menghargai,” ujarnya.

Baca Juga :  Sejarah Makam Keramat, Segampang, Suangi, Lombok Timur, Kediaman Sang Sayyid Abdullah

Timpalan Dekan FUPL UniSZA, Dr. Wan Khairul Aiman Bin Wan Mokhtar, dalam paparan materinya, menyampaikan manfaat moderasi beragama serta pengaruh moderasi beragama bagi mahasiswa.
“Kami di Malaysia, telah pula konsep Washotiyyah dibuat satu slogan dalam pentadbiran kerajaan supaya rakyat di Malaysia dapat hidup dalam keadaan harmoni,”katanya.

Wakil Dekan I FDIK UIN Mataran, Dr. Ahyar, M.Pd., menyampaikan bahwa beberapa kemampuan yang harus dimiliki mahasiswa dalam menanamkan sikap moderat.
“Mahasiswa harus bersikap diantaranya jangan menerima informasi secara mentah (tabayyun), bersikap kritis, dan menjadi pendengar yang baik,” katanya.

Terakhir, Peserta International Conference, Widya Putri Ayunda mengatakan bahwa paham moderasi beragama harus digaungkan mahasiswa sebagai bentuk nilai toleransi yang tinggi.
“Sangat bagus untuk kita perdalam, karena dari sini kita bisa mengetahui bahwa moderasi beragama adalah inti dari kerukunan bangsa,” tutupnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *